Borneo

Google Translate

Kamis, 25 Maret 2010

Mempelajari dan mengenal Raja-Raja Sukadana

Riwayat-Riwayat Hidup Raja-Raja Sukadana ( Kalimantan Barat)

Raja-Raja Sukadana

a.) Penembahan Karang Tunjung (1487-1504)
Dinasti Brawijaya beragama Budha, dan gelar penembahan baru dia mulai pada masa raja pertama Karang Tunjung sekitar abad 15 di mana saat itu Sukadana mulai berkembang menjadi kota perniagaan yang ramai, sehingga perekonomian dan kemakmuran rakyat semakin meningkat.
b.) Gusti Syamsudin/pundong prasap bergelar penembahan Sang Ratu Agung(1504-1518)
Pada masa kekuasaan Sang Ratu Agung ( Putra penembahan Karang Tunjung) Sukadana semakin maju dan berkembang. Pada masa penembahan ini gelar gusti mulai di pakai, gelar di lingkungan kerajaanbukanlah menunjukkan kasta, tapi berupa ikatan kekerabatan, menganut garis lurus laki-laki atau bapak .
c.) Gusti Abdul Wahab Bergelar Penembahan Bendala (1518-1526)
Penembahan Bendala adalah anak Sang Ratu Agung yang bergelar penembahan Air Mala. Penembahan bendala seperti raja-raja sebelumnya memajukan dan memakmurkan Sukadana. Hampir semua bidang kehidupan rakyat mendaoat perhatiaanya, seperti dalam bidang pertanian, perdagangan, dan kelautan.
d.) Penembahan Pangeran Anom (1526-1533)
Sewaktu penembahan bendalah yang masih muda itu meninggal dunia, putra mahkota yang bakal menjadi pengantinya masih kecil, pemerintahan dipangku oleh adiknya pangeran Anom. Pengeran Anom bergelar penembahan Sukadana, setelah ia meninggal dikenal sebagai Marhum Ratu.
e.) Penembahan Baroh ( 1533 – 1590 )
Penembahan Baroh atau dikenal dengan pangilan pangeraan di baroh. pada masa penembahan Baroh, agama islam sudah mulai berkembang yang dibawa oleh orang dari Palembang pada permulaan tahun 1550, tetapi penembahan sendiri belum memeluk islam. Agaknya pendirian kerajaan Matan merupakan strategi penyelamatan daan pengamanan kedudukannya di Sukadana, apabila suatu ketika Sukadana semakin lemah pertahanannya akibat perperangan, perebutan Hegonomi dan persaingan ekonomi perdagangan.
f.) Gusti Aliuddin / Giri Kesuma bergelar panembahan Sorgi (1590-1604)
Setelah meninggalnya penembahan Baroh,, di angkatlah Giri Kesuma yang juga di sebut penembahan Sorgi. Dia adalah penembahan yang pertama kali menganut agama islam. Sejak itu dia sering berhalwat mendekatkan dirinya kepada Allah karena itu beliau bergelar Panembahan Sorgi. Pada jamannya datang utusan dari Makatulmasyrafah Syech Syamsudin, Imam kari dan Kadi Jamal yang membawa bingkisan sebuah Al Quran, sebentuk cicin permata Yakkult merah dan baju kebesaran.
g.) Ratu Mas Jaintan (1604-1622)
Setelah mangkatnya penembahan Giri kesuma, sedang putra mahkota Giri Mustika masih kecil, maka oleh majelis di tunjuklah permaisuri Ratu Mas Jaintan sebagai Mangku Bumi dengan gelar Ratu Di Atas Negeri. Pada masa Ratu Mas Jaintan terjadi perang Kendal. Sultan Agung dari Mataram mengirim armada yang di pimpin Bupati Kendal Baurekso ( Baraksya) dan Irasyasa dengan tujuan memutuskan hubungan Sukadana-Surabaya(1622). Ratu Mas Jaintan akhirnya di tangkap dan di asingkan ke Mataram.
h.) Gusti Kesuma Matan/Giri Mustika ( Sultan Muhammad Syafiuddin0 1622-1665.
Gusti Kesuma Matan/Giri Mustika Putra Mas Jaintan, bergelar sultan Muhammad Syafiuddin adalah raja pertama yang menggunakan gelar Sultan gelar yang bernuansakan islam.
Sejak di serang oleh Sultan Agung dari Mataram tahun 1622 kekacauan demi kekacauan terjadi, dan gangguan bajak laut semakin merajalela sepanjang perairan pantai dan selat karimata, yang mengakibatkan semakin lemahnya pertahanan Sukadana sehingga membuat Sultan Muhammad Zainuddin mengalihkan pusat pemerintahannya ke Matan. Pada masa pemerintahan Panembahan Borah telah merintis perluasan kekuasaannya ke daerah pedalaman sungai Melano, yaitu di desa Matan, sekarang di sebut desa Batu Barat. Pengembangan pusat ke kuasaan ke Matan ini, adalah juga dalam usaha mengembangkan agama islamyang telah masuk ke Sukadana, dengan pindahnya kekuasaan ke Matan maka kosonglah Sukadana lebih 100 tahun lamanya.
Ibu kota kerajaan beberapa kali mengalami perpindahan dari satu kota ke kota lainnya. Perpindahan ini karena adanya musuh atau perompak bajak laut yang di kenal juga dengan lanon,.,.konon menurut cerita bajak laut tersebut sangat ganas, sehingga meraja lela di seluruh pelosok daerah. Kerajaan Tanjung Pura yang juga dikenal sebagai Kerajaan besar juga menjadi incaran kerajaan lain yang bermaksud untuk menaklukkanya, oleh karena itu berpindah pindah adalah dalam rangka mempertahankan diri.

2 komentar:

Ronney mengatakan...

nice post nhe bang :P ad keluarga raja e mas?

Freedom Borneo mengatakan...

Iah nhe emang post keren

My Friends