Borneo

Google Translate

Rabu, 12 Mei 2010

Salah satu Kebudayaan adat dari Suku dayak pesaguan (kalimantan Barat)

Salah satu Kebudayaan adat dari Suku dayak pesaguan (kalimantan Barat)

Beraneka ragam, budaya adat bangsa Indonesia pada masing-masing daerah contohnya daerah kalimantan barat ini khususnya ketapang pesaguan, dimana masyarakat suku daya memiliki sebuah adat Babukung untuk ritual kematian..


Gendang typa bertalu talu suaranya riuh rendah,berpadu dengan suara gong dan gamelan, sementara itu sosok tak berbaju dengan muka dan dada penuh coreng seperti hantu berputar putar, menari kadang juga menjadi pelayan bagi sebuah acara kematian, itulah dia Bukung. Pada acara ritual menyandung maupun upacara ritual kematian bagi suku dayak Pesaguan, adat Bebukung selalu hadir dalam segenap acara . Mereka hadir sebagai bagian tak terpisahkan dari upacara kematian tersebut. Bukung adalah sosok manusia yang menghias dirinya menjadi seperti hantu dengan muka bercoreng, dada berukir dan pakai asisori dari daun kelapa dan daun ribuan atau ada juga dengan topeng yang disebut bukung raja. Seorang bukung akan merubah dirinya sehingga tidak dikenal, demikian juga suaranya berubah agar tak dikenal. Peran bukung sangat besar pada upacara kematian, terutama untuk menjadi pesuruh atau abdi atau hamba. Ia berfungsi sebagai tenaga sukarela untuk mengerjakan semua pekerjaan, baik itu mengambil air, mencari kayu,mencari perlengkapan untuk kematian, mengangkut barang barang utuk kegiatan kematian dan lain- lain. Tokoh adat dayak jelayan F.Rajiin dalam penjelsannya mengatakan bahwa bukung ada bukung rusa, bukung kulang kulit dan bukung tembalaui. Sebagai hamba atau tenaga sukarela mereka siap membantu tidak boleh membantah dan tidak boleh takut. Untuk memilih bukung ini memang tidak sembarangan tidak semua dapat menjadi bukung, selain dipilih dari utusan dusun atau kampung juga harus memenuhi syarat seperti agak jauh hubungan keluarganya dengan sang almarhum. Tingkat kerabatannya harus lebih tinggi atau sejajar dengan orang yag meninggal dunia. Tidak boleh memakai baju, tidak boleh berbicara dengan orang lain selain bukung, tidak boleh sedih, tetapi harus menembarau dan berpura pura sedih menirukan orang beduka cita. Harus pandai bergurau. Sebelum menjadi bukung harus di dipatar dengan ritual tertentu.Selain mempunyai otoritas dan kebanggaan sebagai bukung, tokoh hantu ini juga mempunyai hak istimewa yaitu mendapat makanan yang lebih bannyak dan istimewa dari yang lain. Menurut Rajiin, bukung tidak boleh masuk halaman orang lain kecuali rumah duka dan jika ingin berhenti menjadi bukung harus minta izin dulu kepada dukun untuk dicari gantinya. Tugas bukung selesai setelah mayat dimakamkan atau disandung setelah pembakaran mayat. Memang tak semua kematian bagi masyarakat dayak menggunakan bukung, selain soal kepercayaan dan adat juga kemampuan seseoarang juga menjadi alasan. Adat bukung memang relatip menggunakan biaya yang cukup besar, karena itu hanya kematian tertentu yang memnggunkan bukung. Kantor Informasi kemudayaan dan Pariwisata Ketapang bersama yayasan warisan juga telah menerbitkan buku mengenai upacara adat kematian ini.

nara sumber yudosudarto.blogspot.com

6 komentar:

Oby Syam mengatakan...

:D... kerren sob suku dayaknya

Freedom Borneo mengatakan...

yep....

itu lah yang namanya indonesia...

beragam... suku, beragam adat...

keren kan...

hehehhe.....

Ronney mengatakan...

Keren bro, ini budaya kita wakakka

p.h.i.e mengatakan...

jadi pengen ke dayak deh, tp jauh :(

Freedom Borneo mengatakan...

ronney: yep cok.. mantap kan budaya kita.....

wajib dilestarikan...

tapi bukan budaya curang loh, yg di lestarikan.....

hehhehe...........

Freedom Borneo mengatakan...

@ P.h.i.e: hahaha....... kok jauh mbak, itukan bukan daerah, tapi suku...

daerahnya kalimantan... hehehhe.....

thx ya dah mau mampir...

My Friends