Singkong raksasa milik Tumarjo, warga Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah.
BANYUMAS - Singkong Gatot Kaca milik Tumarjo (65), warga Desa Kebasen, Kecamatan Kebasen, Banyumas Jawa Tengah, sungguh besar.
Satu tandan singkong seberat sekira 100 kilogram ini lain dari pada yang lain. Jika dibandingkan dengan singkong biasa, maka akan terlihat jika singkong Gatot Kaca ini besarnya lebih dari 50 kali lipat.
Panjang singkong ini juga bisa mencapai satu meter dengan ukuran lingkaran singkong mencapai lima puluh sentimeter. Karena besarnya, bahkan singkong ini juga bisa untuk duduk seorang bocah.
Singkong raksasa ini diperoleh Tumarjo dari kebun miliknya tak jauh dari rumahnya. Di kebun, Tumarjo saat ini menanam kurang lebih 20 pohon singkong Gatot Kaca.
Menurut Tumarjo, singkong ini merupakan percobaan stek gabungan dua jenis singkong yaitu singkong karet dan singkong biasa. Namun dia tidak menduga jika hasil stek singkongnya ini akan sangat besar.
Bahkan ia mengaku pernah memanen singkongnya dengan berat 150 kilogram dengan masa tanam satu tahun.
“Saya beberapa bulan lalu malahan sempat panen dengan berat mencapai satu setengah kuintal. Singkong ini sendiri hasil percobaan stek saya,” ujar Tumarjo, pemilik kebun singkong, Sabtu (22/5/2010).
Singkong ini bisa dimakan layaknya singkong pada umumnya. Bahkan, beberapa warga desa tetangga yang memakan singkong ini mengaku jika rasanya lebih enak dan empuk dari singkong biasanya. “Rasanya enak banget mas, mempur (empuk),” ujar Marjono, warga Buntu Banyumas ini.
Kepala Dinas Pertanian Banyumas Joko Wikanto mengatakan, singkong ini cepat besar karena tanah lokasi ditanamnya terbilang sangat subur. Selain itu, karena singkong tersebut tidak terlalu dalam berada di tanah, sehingga sinar matahari mudah masuk. Akibatnya, singkong mudah menjadi besar melebihi singkong biasa.
“Tanah yang subur dan sinar matahari yang mudah masuk kedalam tanah menjadi salah satu faktor besarnya singkong ini,” jelas Joko Wikanto.
Tumarjo mengaku tidak akan menjual singkong raksasa ini. Namun bagi warga sekitar yang ingin menikmati singkong ini dipersilahkan untuk langsung menggoreng di warung Tumarjo di Desa Kebasen, Kabupaten Banyumas.
12 komentar:
kok bisa ya lor ?????? ada singkok seberat 100 kg...weiii....
bise lah... nme gk tanah indonesia nin tanah surga..
hal yg tak mungkin menjadi mungkin...
ckckckck.............
max.......
1 kecamatan, makannya ndak abiz ax....
nitip lor...
Ckckck makan sekampung tuh ye, harus na gx ush dicabut biar jadi keajaiban
assalamualaikum..
wuiihhh gede banget bro?
salam
Singkongn mirip akar pohon ya. Gede sekali. Tp pasti rasanya sudah gak enak... keras.
@rahasia ketapang: aok tah.....
lw semua daerah macam ini..... ubi'y...
kenyang makan ubi am kite nin....
wkokokoko..........
@rooney: klu gk dcabut susah juga cox, tar dk tau deh jadinya bsar apa...
hohohohoho...........
@neng rara: waalaikum salam.....
yep, gede lah.... namanya juga tanah surga.... apa2 pada gede... ^^ harga BBM GEDE, harga sembako GEDE, ( gk nyambung @.@)
wkokokoko..........
@zee: nah itu saya gk tau juga...
mungkin aja rasanya kurang enak karena kegedean, tapi.... perlu dikembakan agik nih, punya ubi yg besar tapi rasanya enak...
hehehehe..........
Ada baiknya singkong hasil stek antara singkong karet dan singkong biasa ini dinamakan 'Singkong Tumarjo' yang ternyata rasanya lebih enak dan empuk. Bila 'Singkong Tumarjo' ini dapat dibudidayakan dalam skala yang luas dapat merupakan sumber bahan baku Bioetanol yang potensial.
Selamat dan sukses pak Tumarjo!
@Herdoni Wahyono : yep, saya setuju dngan pendapat anda....
klu pemerintahan mau memberikan lahan utuk membudidayakan, ubi ini pasti memiliki daya jual yg tinggi, dan lapangan pekerjaan baru bagi para penduduk di indonesia....
Posting Komentar